Gunung Andong Hiking yang Cocok Untuk Pemula

puncak gunung andong

Yeayyy ke Jogja lagi, kayaknya emang nggak akan bosan nih untuk balik lagi ke Jogja 2-3 kali dalam setahun. Kali ini mampir ke Jogja karena ada agenda untuk reuni dengan teman lama di Solo. Berhubung lagi persiapan untuk hiking yang jauh, jadi sekalian aja wisata Jogja kali ini adalah hiking ke puncak Gunung Andong.

Ketinggian Gunung Andong ‘hanya’ 1.726 mdpl. Dengan ketinggian segitu kira-kira ini masih disebut sebagai Gunung Andong atau Bukit Andong ya? haha

Siapapun yang ingin memulai naik gunung akan gue saranin ke sini, karena ini adalah salah satu gunung di Jogja untuk pendaki pemula. Cocok untuk yang hanya one day trip tanpa menginap, atau biasanya disebut tek tok gunung.

Basecamp Gunung Andong

Sudah ditentukan perjalanan menuju basecamp Andong dimulai jam 5 pagi, dengan harapan bisa mulai hiking jam 6 pagi. Berangkat dari hotel di Pogung melewati jalan raya Jogja – Magelang.

Lumayan agak drama karena pagi itu harus isi bensin dulu di SPBU Melati, tapi ternyata staffnya nggak ada. Setelah ditungguin agak lama, dan inisiatif ke mushola, ternyata benar, lagi nungguin adzan dan solat subuh dulu.

Mata terpaksa melek karena hembusan angin di pagi hari, dari gelap hingga matahari mulai menyingsing. Seneng juga karena hawanya kini jadi lebih hangat. Selama perjalanan disuguhkan pemandangan Gunung Merbabu dan Gunung Andong di kanan dan kiri jalan.

Asli rasanya rindu melakukan pendakian Gunung Merbabu haha, apalagi kami sempat melewati basecamp Gunung Merbabu via Suwanting.

Ternyata perjalanan ini lebih lama dari yang gue kira, selain memang lebih berhati-hati, sempat ada nyasarnya juga hahaha. Maklum pendatang. Sampai akhirnya kami tiba di parkiran motor basecamp Gunung Andong via Sawit pada pukul 6.30 pagi.

Pertanyaan yang sering ditanyakan, berapa biaya mendaki Gunung Anndong?

Terakhir kali ke sana (Oktober 2023) harga yang gue bayarkan Rp 31.000 dengan rincian

  • parkir motor Rp 5.000
  • asuransi Rp 1.000 /orang
  • tiket masuk Rp 10.000 /orang
  • Kebersihan & kas Rp 2.000/orang

Jalur Pendakian Gunung Andong

Gunung Andong ini memiliki tiga jalur resmi yaitu via Sawit (yang gue lewati), via Gogik dan via Pendem. Ketiganya hanya beda desa / dusunnya saja, sedangkan kecamatannya masih sama yaitu Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.

Nah di jalur via Sawit ini sendiri kita akan dihadapkan dengan dua pilihan jalur lagi, yaitu jalur lama dan jalur baru. Kedua jalur ini akan bertemu lagi di pos 3, sebelum menuju area makan dan Puncak Andong.

Jalur lama relatif lebih cepat dengan jalanan yang menanjak, sedangkan jalur baru lebih landai dan memutar sehingga akan lebih lama.

Gue memilih jalur baru, selain karena ingin cobain jalur baru, juga karena badan ini butuh pemanasan dulu dengan jalur landai hahaha, supaya nggak kaget kan baru mulai udah langsung nanjak.

Awal perjalanan masih sangat nyaman sekali, gue melewati jembatan kecil yang aesthehtic untuk dijadiin tempat konten, perjalanan seterusnya ditemani oleh hutan pinus. Rasanya juga adem sekali melewati jalur ini.

Sampai akhirnya hutan pinus mulai menipis digantikan dengan vegetasi yang lebih rendah.

Terik luar biasa mulai terasa. Di sini gue mulai meratapi nasib, ngapain juga ya gue healing pagi-pagi malah naik gunung tektok? Huft.

Hikingnya pun mulai dihiasi dengan dikit-dikit istirahat sambil balik badan melihat betapa gagahnya Gunung Merbabu di sebrang sana.

Ohiya perjalanan kami di musim ini sangatlah berdebu! Jadi gue saranin untuk membawa buff ataupun masker ya, kalau bisa bawa kacamata hitam juga. Aseli ini debunya lumayan ganggu pemandangan dan pernapasan.

Hiking Menuju Puncak Andong

Ketika jalur pendakian sudah berubah dari tanah menjadi banyak tumpukan batu berbentuk seperti tangga, maka jarak ke puncak sudah tidak jauh lagi.

Setelah 58 menit hiking (termasuk istirahat), kami sampai di plang peta yang bertuliskan Mt. Andong 1826 mdpl. Area ini merupakan persimpangan untuk yang ingin ke makam keramat Ki Joko Pekik dan yang ingin ke puncak Gunung Andong (ada tiang benderanya).

Area yang dulu sempat viral karena bukitnya berbentuk seperti punggung dinosaurus itu terletak tidak jauh dari papan peta tadi. Kawasan ini juga biasanya dijadikan tempat camping untuk pendaki yang menginap.

Jalan setapak di bukit ini sudah semakin lebar, rerumputannya jadi terlihat lebih botak dibanding ketika dulu ke Andong pun lagi ramai-ramainya seperti pasar malam di atas ketinggian.

Berhubung sudah tidak banyak vegetasi, angin kencang pun lebih terasa di area terbuka ini, sayangnya anginnya membawa debu ke sana kemari, penting untuk pakai masker selama di sini. Paling hanya dilepas ketika ingin berfoto saja.

Walau begitu, Gunung Andong tetap indah dan sayang untuk dilewatkan. Apakah gue akan balik lagi? Hmm mungkin kalau lagi gabut di Jogja atau Magelang saja.

insalamina

Sedang berusaha menggapai impian keliling dunia dengan kerja remote. Gue dengan senang hati mengizinkan kalian menggunakan gambar atau sebagian post yang gue tulis, tapi tolong backlink atau tulis sumbernya. Gracias

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.