Entah setelah berapa tahun, gue hampir nggak pernah upload tulisan yang isinya curhatan aja. Kebanyakan adalah tips, catatan perjalanan, rekomendasi atau hal-hal yang gue rasa bermanfaat untuk orang lain. Padahal, awalnya menulis itu ya manfaatnya untuk gue sendiri. Untuk gue lebih mengenal diri sendiri, menggambarkan perasaan, mencatat sejarah yang pernah terjadi di kehidupan gue dan ya untuk mengeluarkan unek-unek aja.
Relate atau tidak, bermanfaat atau tidak, itu urusan belakangan. Semenjak blog ini jadi mulai ramai dikunjungi, gue kayaknya mulai jaim, malu-malu untuk menceritakan keluh kesah.
Padahal kan, nggak apa ya?
Beberapa kali yang gue lakukan ketika ngecek blog gue sendiri adalah membaca tulisan tulisan gue 7 – 9 tahun lalu. Terkadang merevisi isinya, edit typo, tambahan informasi atau sekedar mendelete kalimat-kalimat yang rasanya tidak elok dibaca orang.
Yaah, memang, kalau tulisan tidak mau dibaca orang dan hanya ingin dikenang sendiri lebih baik ditulis di jurnal saja. Bukan dipublish online gini.
Namun kali ini, gue mau bercerita tentang apa yang sedang gue rasakan. Nggak ada optimasi (SEO) apa-apa di post ini, jadi tidak berharap ada yang menemukan di mesin pencari Google hahaha.
Cita-Cita yang Terpendam
Tadinya mau nulis “… yang terkubur” cuman kok pesimis amat ya, terkubur kan lebih susah bangkitnya dibanding sekedar terpendam.
Dulu, pas gue masih remaja, walau sekarang juga masih muda sih, gue pernah memimpikan untuk bisa travelling ke berbagai negara di dunia. Semangat banget buat menyusun rencana ketika lulus SMA nanti akan naik pesawat ke Singapura, menyebrang laut untuk sampai ke Johor baru di Malaysia, lalu melanjutkan perjalanan menggunakan kereta hingga ke ujung Thailand, Chiang Mai. Tentunya dengan banyak transit di berbagai kota.
Melihat dan merasakan bagaimana perbedaan kultur, ras dan agama sepanjang perjalanan. Dari ujung ke ujung memang pasti terasa kontras, tapi kalau yang tinggal di perbatasan? Gue yakin banget kalau mereka berbagi kultur yang sejenis.
Sayang, cita-cita itu tidak pernah dilirik lagi. Pernah ada waktu dimana gue KKN di Sabah di tahun 2017, menjadi trigger untuk melaksanakan cita-cita gue yang terpendam, perjalanan mengelilingi ASEAN. Kala itu gue agak memaksakan untuk bisa melakukan solo travelling ke beberapa negara ASEAN (Vietnam, Cambodia, Thailand, Malaysia dan Brunei). Seru banget, tinggal datengin Filipina, Myanmar, dan Laos, pikir gue. Tapi 5 tahun berlalu, nggak ada tuh realisasi mengunjungi negara sisanya haha.
Halangan Perjalanan
Jujur udah agak capek solo travelling, gue mulai manja sama Kak Dape, pengennya bareng, tapi dia adalah karyawan BUMN yang cutinya terbatas. Sedangkan selain sama dia, nggak tau lagi mau traveling sama siapa yang sama-sama mau berjuang menaruh traveling sebagai salah satu prioritas hidup.
Kalau ditanya, pasti banyak yang “ayo” dan “mau” tapi kalau udah kasih rinciannya, kabur orang-orang. Gue nggak mau traveling sama cowok lagi, berhubung udah punya suami. Kecuali ada mahramnya. Jadi ya tentunya pilihan gue saat ini sudah terbatas.
“Kenapa nggak coba solo travelling aja lagi?”
Mau sih, tapi punya beberapa pertimbangan:
- Kak Dape iri nggak ya gue jalan2 sendirian sedangkan dia di rumah sendirian? Bedanya gue explore hal baru, dia menjalani rutinitas yang sama
- Apa kata mertua ya kalau gue ninggalin suami buat kepentingan diri sendiri? Haha takut
- Bakal kangen dan homesick ga yaa, udah bosen jalan-jalan sendirian
Tapi ya balik lagi ke kalimat awal, gue udah mulai capek solo travelling, apa-apa harus mikir sendiri. Pengen ada temennya.
“Yaudah cuti aja kan bisa?”
Bisa, tapi ya itu terbatas cuma bisa maksimal cuti 5 hari kerja berturut-turut dalam setahun. Sedangkan kalau mau explore2 yg jauh-jauh juga butuh waktu yang lebih panjang. Hambatan berikutnya tentu saja wang wang wang. Apalagi gue sekarang pengennya jalan-jalan berdua ya khaan, udah pasti ongkosnya 2x lipat.
Semua yg awalnya murah buat sendiri, jadi berasa mahal karena kayak bayarnya sama aja tanpa promo hahaha.
Wish List Perjalanan
Okay. Let’s say semua halangan dan hambatan teratasi. Emang insal nih mau kemana sih?
Banyak banget!! Kesana kemari nggak ada habisnya, ini dia beberapa list yang mau banget dicapai dalam waktu dekat
- Naik Gunung ke Annapurna Basecamp, Nepal
- Melakukan pendakian ke Gunung Kinabalu, Malaysia
- Bikin 37 alasan kenapa harus datang ke Indonesia (diambil dari jumlah provinsi di Indonesia)
- Explore South to North India, wajib nyobain naik keretanya
- Explore eastern part of Turkey dan area perbatasan Turki dengan negara sekitar
- Pastinya, penuhin wish untuk mengelilingi negara ASEAN (Myanmar, Filipina, Laos)
- Pergi Umroh!
Dan masih banyak lagi….
Kalau diterusin kayaknya jadi list impian insal aja sih ini mah hahaha. Selain itu gue mau balik naik gunung lagi, terutama di area Jawa Barat, karena sampai saat ini belum pernah mendaki dan ngecamp di pegunungan Jawa Barat.
Semoga apa yang dicita-citakan menjadi impian ya, entah kapanpun itu. Kalau kamu ada destinasi impian juga nggaaaak?
Wishlistnya nomor 1 sama kayak saya Mba, naik Annapurna di Nepal………tapi ada aja halangannya, masalahnya sama Mba….kebentur waktu, susah cutinya
resign aja lah…