Ada beberapa alasan yang ngebuat kita memutuskan untuk berpergian atau kata bekennya adalah traveling. Gue pun memiliki alasan yang berbeda-beda pula di setiap cerita perjalanan. Mungkin karena jenuh, penasaran, menuhin bucket-list, kesempatan atau ya iseng aja.
Berawal dari newsletter Airasia yang mengabarkan bahwa maskapai low cost ini sedang ulang tahun yang ke-16 sehingga banyak rute penerbangan yang promo. Gue yang gatelan banget kalau denger promo langsung ngecek rute mana aja sih yang promo nya beneran murah. Beberapa kali gue perhatiin gue masih nggak minat, entah karena jadwal penerbangan yang kurang pas ataupun ya destinasi nya nggak menarik aja.
Sampai pada suatu titik gue merenungi tugas akhir gue sebagai mahasiswa arsitek. Gue dengan gamblang mengatakan bahwa preseden proyek gue adalah Changi Airport dan KL Sentral.
Nyatanya, walaupun udah beberapa kali ke tempat tersebut, gue belum pernah memperhatikannya sebagai calon arsitek. Bagaimana sirkulasinya, suasana nya, desain interior nya, material nya. Kalau sudah begitu, darimana pula data yang gue dapatkan sebagai ‘referensi’ tugas akhir gue?
Gue harus tinjau ulang deh tempat ini.
Berhubung gue udah memasuki tahap studio -yang mana harus stay di studio dan nggak boleh bolos, gue memutuskan untuk mengunjungi salah satunya saja. Kuala lumpur jelas akan lebih murah mengingat maskapai Air Asia basisnya di KL. Kebetulan lagi, terminal 4 changi airport baru aja diresmikan dan gue belum pernah kesana.
Kemudian galau…
Siap komandan Rp. 269.000 gue tukar dengan pengalaman menuju terminal 4 bandara Changi Airport.
Setelah itu gue sadar, gue hanyalah terlalu ambis. Dengan kondisi keuangan yang sedang porak poranda, gue merasa tidak sanggup untuk menjalankan perjalanan bolang ke Singapura ini. Walaupun dengan style backpacker sekalipun. Gue nggak bisa menukar waktu studio dengan mengamati bangunan di negara orang. Gue nggak bisa menukar waktu dengan uang.
Tahun baru pun tiba, keberangkatan gue semakin dekat. Gue sempat berfikir untuk membatalkan saja. Apalah arti 269rb dibandingkan gelagapan di negara orang dengan perasaan sangat tidak enak.
Eh entah kesambet apaan, gue malah beli tiket kereta ke Jakarta untuk melancarkan keberangkatan gue. [Duh pengen banget ngeluarin meme qasidahan]. Naik kereta api dari jogja-pasar senen karena kehabisan kereta solo seharga Rp 170.000.
Nggak lama kemudian, masih di hari yang sama, gue beli tiket pulang ke Solo jebres naik matarmaja 109rb ditambah fee menjadi Rp. 116.000
Setelah bertemu dengan mentor pribadi, gue menanyakan akan kepulangan gue yang masih aja di galau-in. Akhirnya tangga 6 Januari gue memutuskan untuk membeli tiket pulang untuk jam 09.45 tanggal 13 Januari. tiket pesawat sin-cgk Rp 634.198. Daripada makin naik lagi kan harganya hahaha.
Kemudian terjadi lah perjalanan ke Singapura 3 hari 2 malam, yang merupakan perjalanan ke Luar negeri modal nekat.
Uang saku gimana? Gue menukarkan sisa tabungan 500rb menjadi SGD. Bertahan? Jelas. Makan? Aman. Akomodasi? Nyaman.
Alhamdulillah bisa kembali ke tanah air dengan berbahagia dan lulus dua bulan kemudian. Hehe
Total Budget Singapura 3 Hari 2 Malam
- Tiket Kereta PP Solo – Jakarta Rp 286.000
- Tiket Pesawat PP CGK – SIN Rp 903.198
- Uang saku Rp 500.000 (masih sisa, lalu dibuat jastip jiahahaha)
- Akomodasi Hostel Rp 132.106
Total Rp 1.821.304
Nice info, sepertinya seru perjalanan seperti ini.
Waaah perjalanan nekat yang penuh dengan cerita dan pengalaman ya 😀
hayuk lah jalan jalaan