Kondisi keuangan keluargaku kali ini bisa dibilang berada dalam keadaan tidak baik-baik saja. Mungkin bisa juga dikatakan kondisi terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Di waktu yang bersamaan, ini adalah masa dimana teman-teman seusiaku masuk kuliah.
Beberapa keluarga besar nampaknya cukup khawatir atau mungkin iba dengan konidisiku. Ada yang menyarankan untuk bekerja agar bisa membantu ekonomi keluarga, ada pula yang menyarankan masuk politeknik STAN.
Bekerja? Huft bukannya enggan, tapi aku ingin sekali kuliah. Aku merasa kesempatanku untuk berkembang akan lebih baik lagi kalau aku kuliah.
Politeknik STAN? Aku menghargai sarannya, hanya saja, aku tidak merasa ada panggilan dan semangat untuk masuk STAN. Aku tetap ingin kuliah di universitas, entah negeri ataupun swasta.
Jadi, ku tentukan jalanku sendiri, ku cari berbagai universitas yang bisa menyediakan beasiswa. Alhamdulillahnya aku keterima di beberapa universitas. President University, Surya Institute dan terakhir Universitas Sebelas Maret.
Berhubung jiwa eksplornya masih segede gunung, jadi kupilihlah yang paling jauh hehe.
Jadi, kenapa aku harus kuliah?
Bagiku, ketika kita kuliah akan ada banyak pintu terbuka lebar untuk memasuki dunia, tinggal kita pilih mau lewat pintu yang mana. Pintu mahasiswa berprestasi? pintu organisasi? pintu lomba? dan banyak sekali pintu-pintu lainnya.
Di perkuliahan juga kita akan punya kesempatan untuk networking dengan berbagai macam orang dari berbagai macam background. Aku yakin, keputusanku untuk kuliah dibanding kerja saat lulus SMA adalah keputusan yang tepat yang tak akan kusesali.