Mendaki Gunung Parang via Feratta di Purwakarta

gunung parang via badega

Sebagai orang yang dulunya acap kali mendaki gunung, rasanya kangen banget untuk bisa wisata gunung lagi. Setelah berhasil selamat turun dari Gunung Papandayan, diri ini semakin tertantang untuk mendaki ke gunung lainnya. Sebuah post insta story dari seorang teman yang abis naik manjat tebing via tangga besi ngebuat gue inget lagi salah satu wishlist gue untuk naik Gunung Parang.

Eh ternyata bener aja, gunung yang dikunjungi temen gue itu adalah Gunung Parang! Wah langsung aja deh gaskeun untuk bikin rencana menuju Gunung Parang di Purwakarta. Mumpung domisili di Karawang, sudah lebih dekat lah menuju destinasi hahaha.

Oke, jadi ini dia beberapa hal yang perlu diketahui sebelum wisata ke Gunung Parang.

Gunung Panjat Tebing via Tangga Besi Terpanjang di Asia

panjat tebing gunung parang

Fakta yang gue temukan di internet yaitu Gunung Parang ini merupakan Gunung Panjat tebing via Feratta (tangga besi) terpanjang pertama di Asia Tenggara dan terpanjang kedua di Asia.

Wah keren juga ya.

Gunung ini tetap ramah untuk pemula, bahkan untuk yang belum punya pengalaman naik gunung sekalipun. Tinggi Gunung parang sendiri sekitar 930 mdpl, nggak terlalu tinggi memang, makanya wisata rock climbing ini bisa banget dilakukan dalam satu hari tanpa perlu menginap.

Walau begitu, kamu tetap bisa banget kok untuk menginap / camping di sini, bisa bangun tenda, menginap di saung atau menginap di Skylodge, sebuah hotel gantung di tebing. Tentunya menginap di hotel gantung ini sangatlah mahal ya, secara kita diberikan pengalaman tidur di atas ketinggian haha.

Lokasi Skylodgenya ini pun berada di ketinggian 500 mdpl, dan satu-satunya cara menuju ke sana adalah dengan panjat tebing via feratta, wajar aja kalau harganya Rp 4juta/malam.

Kalau ditanya jam bukanya, jawabannya adalah wisata panjat tebing ini buka 24 jam, cukup ramai setiap weekend. Namun, karena belum ada penerangan di sepanjang jalur, tidak disarankan untuk melakukan pendakian malam.

Tingkat kesulitan: 3/5
Untuk yang nggak pernah olahraga mungkin butuh pemanasan/latihan perkuatan di area kaki sebelum pendakian

Cara Menuju ke Gunung Parang

pertigaan menuju gunung parang

Lokasinya Gunung Parang berada di di Jayasari, tepatnya di Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar kabupaten Pangandaran, Purwakarta.

Kamu bisa mengarahkan maps ke Polsek Plered dulu via Gmaps, karena kalau langsung ke Gunung Parang suka diarahkan lewat rute yang jalanannya amblas. Begitu tiba di Polsek Plered, tinggal lurus saja, setelah melewati pom bensin Citeko, kamu akan menemukan perempatan Cirata.

Nah dari sana masih lurus dulu ya sampai ketemu pertigaan yang di sebelah kirinya Indomaret dan sebelah kananya Alfamart (persis seperti foto), lalu belok kanan. Nah dari sini baru bisa lanjut diarahkan ke Gunung Parang.

Biaya Mendaki Gunung Parang via Feratta

Begitu gue upload foto di Gunung Parang di igstory, mendadak banyak yang bertanya ke Gunung Parang bayar berapa? Mari kita bahas di sini.

Setau gue ada dua operator utama yang menyediakan wisata jalur feratta ini, yaitu Badega Gunung Parang dan Skywalker. Berdasarkan hasil riset, pioneer yang membuat jalur feratta ini adalah Badega, dilihat dari ulasan review Google maps dan social medianya terlihat Badega ini juga lebih kredibel.

gapura badega gunung parang

Jadi gue memutuskan untuk memilih Badega Gunung Parang sebagai guide dan basecamp pendakian kali ini. Biaya yang ditawarkan dari Badega adalah sebagai berikut:

Paket one day trip

  • via feratta hingga ketinggian 300 mpdl Rp 200.000
  • ketinggian 900 mdpl (puncak) Rp 400.000
  • tambahan makan siang Rp 25.000

Paket penginapan

  • Saung Rp 350.000/orang (termasuk pemanjatan 300m, sarapan dan makan siang)
  • Tenda Rp 300.000/orang (termasuk pemanjatan 300m, tenda, matras, sarapan dan makan siang)
  • Camp ground Rp 25.000 (hanya retribusi)

Fasilitas Umum Basecamp Badega Gunung Parang

basecamp badega gunung parang

Begitu gue tiba di gapura badega dan masuk ke area parkiran gue agak bingung ini selanjutnya ke mana ya? Tidak ada petunjuk arah atau tanda-tanda keramaian yang mau melakukan pendakian. Untungnya ada bapak-bapak yang mengarahkan untuk lanjut naik tangga menuju kantin.

Oalaah pantas saja ya area parkiran ini rada sepi orang haha, kebetulan memang nggak ada jalan lain sih selain naik ke arah bangunan yang disebut sebagai kantin. Nah kantin ini merupakan basecamp pendakian, di sini kamu bisa bersantai dulu sambil menunggu giliran mendaki.

Fasilitas yang bisa kamu gunakan diantaranya adalah:

  • Kamar mandi bersih dengan mata air gunung
  • Area lesehan untuk rebahan 
  • Minuman dan jajanan
  • Wastafel
  • Mushola

Berapa Lama Mendaki Gunung Parang?

pendakian gunung parang

Pendakian Gunung Parang hingga ke ketinggian 300 mdpl umumnya membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam. Sedangkan untuk mencapai ke ketinggian 900 mdpl lalu turun lagi ke basecamp membutuhkan waktu sekitar 6-7 jam.

Tentunya itu semua tergantung dengan ritme kecepatan masing-masing dan juga waktu istirahat dan foto-fotonya. Beda cerita kalau datang emang fokus mau bikin konten, kemungkinan waktu yang dibutuhkan akan lebih lama.

Berdasarkan pengalaman gue kemarin, waktu yang gue butuhkan untuk naik ke ketinggian 300 mdpl hingga turun ke basecamp itu sekitar 3,5 jam.

Catatan Perjalanan Selama Panjat Tebing

Jadi dari basecamp Badega masih perlu jalan sedikit menuju titik awal pendakian. Di perjalanan menuju titik mulai tangga besi gue menemukan spot foto yang instagramable banget. Dari sini bisa kelihatan waduk Jatiluhur, Gunung Lembu dan Gunung Bongkok.

Ohiya jarak perjalanan dari basecamp ke titik awal pendakian itu sekitar 250-300 meter dengan track yang menanjak. Di beberapa bagian jalannya sudah disusun seperti tangga. Ternyata lumayan capek juga loh ini jalan kakinya aja haha, bener-bener efek nggak pernah olahraga nih menyiksa.

Pas gue ngeliat tangga besi tuh rasanya senang banget, akhirnya mulai juga nih. Tapi jangan senang dulu…

waduk jatiluhur

Ternyata jalur tangga besi tersebut adalah jalur turun! Yaampun, masih perlu jalan beberapa meter lagi. Untungnya setelah ini jalurnya datar, tapi tetep ada deg-degannya sih soalnya berupa jembatan dari bambu/kayu yang terasa sedikit goyang ketika jalan.

Nggak lama kemudian ketemu juga nih sama jalur naik, di sini juga kami dibriefing oleh pemandu kami. Buat kamu yang belum pernah menggunakan harnes dan carabiner, tenang saja, semua akan dijelaskan di sini. Selain itu, pemandu kami juga menekankan untuk percaya aja sama alat. Semua kokoh dan kuat kok untuk menopang berat badan kita.

Mulai pendakian tangga besi

Pas awal-awal, gue kagok banget untuk pindahin carabiner dari besi satu ke besi satunya lagi. Tapi lama kelamaan lebih terbiasa kok, dan nggak kerasa udah nyampe agak atas aja. Sampai akhirnya… gue menemukan jalur horizontal, wah mendadak pelajaran tadi terasa sia-sia, ini gimana ngelangkahnya??

Untungnya pemandunya gercep, dia langsung menghampiri dengan kecepatan cheetah hahaha. Lalu menyontohkan gerakan yang diperlukan, oke fase kedua melewati jalur horizontal terlewati juga.

Setelah menempuh setengah perjalanan, kami menemukan tanah datar yang agak luas dan berbentuk seperti goa. Cocok banget untuk istirahat yang lebih nyaman dan lama, soalnya bisa sambil duduk dan ngelurusin kaki.

Proses dokumentasi selama pemanjatan

puncak gunung parang

Selama pendakian gue sama sekali nggak megang hp, tapi dokumentasi selama pemanjatan aman sentosa. Semua dokumentasi selama di gunung yang ada di blog ini dibantu foto oleh pemandu.

Pro tips! titipin hp ke pemandu biar semua foto langsung ada di hp kamu.

Jadi udah nggak perlu khawatir lagi ya, bahkan pemandu akan ngasih rekomendasi spot foto yang bagus, fotoin candid, videoin pas proses pendakian dan memastikan semua foto nggak blurry.

Selain hp, gue juga nitipin air mineral hahaha soalnya gue nggak bawa tas dan nggak punya kantong juga.

Ternyata turun lebih susah!

Satu hal yang gue nggak sangka, ternyata jalur turun lebih susah! Rasanya pengen cepet-cepet menginjak tanah, tapi kok rasanya lebih lama ya. Mana kaki ini semakin geter nginjek tangga besinya, udah gitu agak sulit ngeliat pijakannya, takut banget ngelos. Padahal ya asalkan kita percaya sama alat, ngelos pun gapapa, tetep akan ngegantung juga hahaha.

Emang ya, easier said than done. Pengen banget percaya aja sama harnes dan carabiner dan ngegantung aja gitu, tapi kok kaki ini rasanya ga berhenti buat geter wkwkwk. Berasa tremor.

Akhirnya pemandunya turun nyamperin gue dan ngekaitin carabiner gue ke carabiner mas-nya, biar gue nggak perlu capek pasang carabiner ke tangga besi. Gue diminta untuk turun aja sesuai ritme gue dan pemandu akan mengikuti.

Kalaupun gue jatuh, ya akan ada pemandu yang nahan, wah ini kalau di film-film udah bisa jadi adegan romantis ye wkwk, tapi keinget itu suami di belakang pemandu HAHAHA.

Overall, gue suka banget sama pengalaman manjat tebing Gunung Parang via feratta bersama Badega. Pas awal turun sih rasanya nggak mau balik lagi dalam waktu dekat, capek banget, tapi pas nulis ini kok jadi pengen balik lagi secepatnya ya wkwk.

Kalau kamu gimana, berani nggak?

insalamina

Sedang berusaha menggapai impian keliling dunia dengan kerja remote. Gue dengan senang hati mengizinkan kalian menggunakan gambar atau sebagian post yang gue tulis, tapi tolong backlink atau tulis sumbernya. Gracias

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.