Sebuah kebanggan dalam hidup bisa menyaksikan dan menghandiri pernikahan orang Taiwan di negaranya langsung. Rasanya terenyuh juga ketika teman gue mengundang gue untuk hadir di pernikahannya.
Asli, sebelum pernikahannya gue bingung banget apa-apa aja yang harus dilakukan. Gue khawatir jadi orang aneh aja di pesta pernikahannya. Jadi, buat kalian yang mungkin sedang merasakan hal yang sama. Gue mau berbagi pengalaman menghadiri pernikahan Taiwan.
1. Kenakan Baju Casual Hindari Warna Merah
Salah satu dan yang terutama yang gue pusingkan adalah “pakai baju apa ya?”
Gue sampai harus riset dulu di internet, sampai harus nyasar ke blog orang bule yang pacaran dengan orang Taiwan. Pernikahan yang digambarkan bergitu tradisional dan sederhana.
Agak berbeda ya dengan pernikahan kebanyakan di Indonesia, yang mewah dan ngundang tamu hingga 300an bahkan ribuan. Dikarenakan informasi yang minim, jadinya gue beranggapan pernikahan temen gue pun akan sederhana aja.
Dari informasi yang gue dapat, para mempelai dan keluarga yang berbahagia akan menggunakan pakaian berwarna merah. Jadi untuk tamu undangan dilarang menggunakan warna yang sama.
Nah untuk tipe pakaiannya boleh banget pakai yang casual. Kalau mau sedikit extra dengan pakai dress dan jas juga sah sah saja, tapi mungkin terlihat seperti bagian dari keluarga, karena untuk tamu undangan umumnya pakai jenis yang mirip ketika kita pergi ke mall.
Akhirnya gue memutuskan untuk menggunakan dress simple berwarna biru saja hahaha.
2. Siapkan Angpao
Sama seperti halnya di Indonesia, angpao udah jadi hal yang wajib. Namun bagi orang Taiwan, angpao sepertinya sudah lebih wajib banget!
Bahkan di Indonesia pun, saat gue menghadiri pernikahan dengan keturunan Tionghoa, pemeriksaan akan angpao terbilang lebih ketat. Sebelum dimasukan amplopnya harus dituliskan nomor dulu atau diberi nama. Sehingga nantinya bisa dicek siapa memberikan berapa.
Nah kalau di pernikahan temen gue di Taiwan ini malah lebih wow lagi, langsung dibuka dan dihitung di tempat! Waduh langsung ketauan banget ya, agak jiper juga kalau ngasihnya nggak sebanyak tamu tamu sebelumnya hahaha.
Udah punya bayangan seperti itu sih. Tapi emang dasar kurang persiapan ya, amplop aja sampe gak bawa! Menurut riset yang gue baca, tidak boleh menggunakan amplop putih karena itu menandakan turut berduka cita.
Padahal kalau di Indonesia sih amplopnya most likely ya warna putih! Hahaha
Amplop yg digunakan adalah warna merah yang melembangkan kebahagiaan. Sebenernya bisa banget beli di minimarket tp waktunya keburu gaada:(
Jadinya malah pake amplop coklat bekas money changer LOL banget
3. Datang Tepat Waktu
Agak beda dengan tradisi kita yang boleh datang saja, di Taiwan memaksa kamu untuk datang tepat waktu. Ini disebabkan pernikahannya sudah memiliki rundown waktu yang jelas, seakan-aakan seperti show dalam 2 jam.
Karena di Taiwan, untuk sewa gedung pernikahan itu sangat ketat, kalau 2 jam ya berarti hanya 2 jam saja. Begitu sudah waktunya, pintu utama akan ditutup. Lalu pintu utama baru akan dibuka lagi ketika acara sudah selesai.
Tapi untuk yang datang telat masih bisa kok bertemu dan memberikan selamat kepada mempelai di akhir acara, ketika sang mempelai mengadakan sesi foto di luar ballroom sambil membagikan cookies/makanan ringan.
4. Posisi Tempat Duduk dan Nomor Meja
Semua dituliskan berdasarkan pengalaman pribadi yang hanya satu kali. Jadi, belum bisa digeneralisir ya semua pernikahan Taiwan akan seperti yang gue sebutkan.
Pengalaman gue kemarin, tamu undangan akan mendapatkan kursi yang sudah disusun oleh mempelai. Jadi sudah pasti akan dapat tempat duduk. Dan nggak ada ceritanya deh untuk tamu tak diundang, karena sudah pasti mereka nggak akan kebagian tempat.
Format duduknya itu menggunakan meja bundar yang berisi 6 orang. Gue digabungkan dengan teman kuliah sang mempelai wanita. Padahal temen gue si mempelai cowoknya haha. Tapi untung saja karena disusun dengan mereka jadi bisa lebih nyambung obrolannya, soalnya seumuran.
Berbeda dengan kebanyakan kondangan di Indonesia, di Taiwan tidak menggunakan buffet, tapi sistem makan tengah dalam satu meja bundar. Lauk akan disajikan bersamaan dengan yang lainnya dan datang bergiantian. Jika makanan belum habis tapi lauk berikutnya sudah datang maka yang sebelumnya akan langsung diambil oleh pelayan.
Jumlah tamu undangan pun tidak terlalu banyak, biasanya dibawah 500 orang.
5. Foto Bersama
Acara terakhir adalah acara foto bersama. Kalau di Indonesia kan umumnya mempelai dan orang tuanya “dipajang” di atas panggung, lalu para tamu bergantian berfoto, berbeda dengan di Taiwan, para tamu baru dipersilahkan foto ketika acara sudah benar benar selesai.
Spot fotonya berada di luar ballroom setelah pintu utama, seraya mempersilahkan para tamu untuk segera foto dan pulang. Anggota keluarga umumnya dipersilahkan lebih dulu, baru disusul dengan tamu. Foto bareng ini pun hanya dengan mempelai saja, tidak bersama kedua orang tua.
Begitu,ah kurang lebih pengalaman gue menghadiri pernikahan Taiwan. Semoga membantu dan memberikan sedikit ketenangan hati HAHA. punya cerita yang mirip? coba sharing dong di kolom komentar biar kita bisa saling berbagi.