Petang…
Aku jadi ingat, saat aku selalu salah dalam menggunakan kata ini. Petang yang aku kira adalah senja. Haha bodoh.
Sore hari itu, entah pikiran apa yang menyelimuti otakku. Setelah melihat bis dengan angka 63 (kode bis untuk pulang), aku mempercepat langkahku untuk bisa menaikinya. Yah, sampailah aku di dalam bis, tidak berminat untuk duduk karena tujuanku tidaklah jauh. Bayang – bayang yang tak runtut datang silih berganti dalam pikiranku. Sampai akhirnya aku tersadar…. “dimana ini?” Jalanan nya terasa sangat tidak familiar. Aku melihat ke pantulan kaca mobil tepat di depan kami. “168” yang artinya itu adalah kode bis yang aku naiki. Lalu, kemana bis ini akan melaju?. Percuma, ya jika aku bertanya pada sekitar, hal itu hanya akan mempersulit keadaan. Diam, dan tenanglah. Semua ada akhirnya, bis ini mempunyai tujuan terakhir. Yang aku yakin aku akan kembali mengambil bis ini untuk kembali ke tempat semula.
Kegelisahanku teralihkan, aku pandangi hal dibalik jendela kaca ini. Matahari mulai menyembunyikan sinarnya, berganti tugas dengan bulan. Aku sedang menuju tempat tertinggi di kota ini, dimana aku dapat melihat keseluruhan kota ini. Bangunan gedung – gedung tingkat yang tersusun rapih. Daerah pantai yang luas. Pemandangan yang begitu indah. Membuat ku untuk selalu bersyukur kepada-Nya, terima kasih telah menunjukkan alam mu.