Jika kamu membaca blog ini dan mengira akan mendapatkan tulisan mengenai isi buku Supernova, maka bersiaplah kecewa. Tulisan ini di tulis bukan untuk membahas isi dari supernova, melainkan mengenai buku itu sendiri.
Beberapa waktu lalu, Dewi Lestari atau lebih akrab dipanggil DEE meluncurkan buku terakhir dalam sekuel Supernova: Intelegensi Embun Pagi. Animo masyarakat yang sangat menanti-nanti dan hype nya yg begitu menggelegar begitu terbit, membuat gue penasaran sama novel series yang dulu ga minat gue baca itu.
Setelah gue menamatkan sekuel pertama yaitu KPBJ, gue berencana langsung ingin membaca IEP (karena kebetulan temen gue punya). Nah, setelah gue menceritakan keinginan gue dengan penikmat sekuel Supernova, dia nyaranin untuk tidak langsung membaca IEP. Katanya, keterkaitan antar novel novel sebelumnya sangat terasa di novel terakhi ini. Tapi kebayang ga sih, udah terlanjur penasaran tapi gak punya satupun bukunya dan langsung ingin baca IEP tuh gimana rasanya?
Jadilah gue memutuskan untuk membeli buku lainnya yaitu, akar, petir, partikel, dan gelombang. Gue sadar, gue bukan anak nya Gramedia yang bisa beli empat buah novel sekaligus haha makanya gue berusaha mencari novel second yang biasa dijual di internet. Mulai nyari dari berbagai situs sampai akhirnya gue menemukan yang paling murah, bayangin aja bundling novel ke 1-5 dihargai hanya Rp 120.000. Murah banget ga sih? Tapi gue terkejut untuk yang kedua kalinya setelah melihat lebih teliti lagi di fotonya.
men, itu disampul plastik.
yang artinya BARU!
wah, ini sellernya gila apa ya jual murah banget? apa dia beli nya jaman dulu? diloakan trus dia sampul lagi? ah gatau deh, disitu gue masih merasa beruntung dan seneng dan wow I’ll buy this one. Keganjalan yang ketiga muncul ketika gue melihat track record si seller ini, buku ini sudah pernah terbeli 40x. Oh my, ini ternyata bukan milik pribadi ya? Karena mana ada orang di dunia ini yang mengoleksi novel hingga berpuluh-puluh (kecuali mungkin dia memang mantan pengusaha persewaan buku) tapi sekali lagi, foto buku nya di sampul
Gak lama, gue langsung liat bagian review atau diskusi barang, dan yang gue temuin adalah…. buku ini kw. Mendadak gue langsung bete, kecewa, dan… gila apa gue baru tau ada yang menjual novel kw. Semua yang wow wow diatas berubah jadi “pantes aja”
Gue emang bukan orang yang idealis banget, gue juga bukan penulis novel dan gue sadar, beberapa buku kuliah gue merupakan fotocopy-an (KW), tapi sebagai orang yang suka membaca dan menyukai beberapa penulis novel tersebut gue merasa sedih. Gue ga tega untuk mengkhianati para penulis (jiaaah bahasa nya jadi lebay gini). Hasil karya mereka yang susah-susah dibuat, dijeplak dan dijual bebas sebagai novel kw. Batal lah sudah gue membeli Novel Supernova dari abang-abang seller yang bertebaran di online itu 🙁 sedihnya
Walaupun gue belum bisa mendukung dengan membeli novel aslinya, setidaknya gue tidak mensukseskan penjualan novel novel kw. Dee, kamu ga masalah kan kalo aku minjem aja? haha
I FEEL YOU.
pertama kali mendarat di solo, saya diberi tahu kalau daerah belakang sriwedari adalah surganya buku murah bukan cuma buku kuliah tapi segala macam buku. Saya pernah menemui novel Perahu Kertas dengan setengah harga wajar di toko buku macam Gramedia. Bukan cuma itu saja, novel-novel dan buku populer lainnya yg harganya ratusan ribu cuma dihargai 50ribuan saja. Jelas saya kaget dan merasa sedih melihat buku saja ada KW-nya.
glad to find your post. Semoga kesadaran beli buku original (walaupun lebih pricey) meningkat. Karena ide yang dituangkan penulis dalam tulisannya sesungguhnya nggak bisa terbayar dengan royalti yang mereka dapatkan. Karena mesin foto kopi diciptakan untuk menghasilkan kopian, bukan kopian yang dibungkus plastik dan dijual (ngakunya) asli.
Keep writing :))
Indeed. Yuk mari dukung penulis dengan tidak membeli yg KW2
what a plot twist hahaha kirain kecewa sama cerita atau hype nya IEP