Dari judul sudah kelihatan ya situasinya di perjalanan kali ini? Yup, gue menerjang hujan menuju Waduk Jatiluhur di Purwakarta. Ide awal trip kali ini dimulai ketika gue menonton orang camping di Camp X, Purwakarta. Tempatnya kelihatan modern ala ala camping ground di Korea. Jadi gue penasaran buat lihat langsung.
Bahkan awalnya gue ingin langsung cobain camping di sana, nyobain suasana ngecamp di waduk yang notabene cuacanya lebih hangat dibanding camping di pegunungan. Namun karena satu dan lain hal, gue menunda untuk nge-camp di sana, dan memutuskan untuk tinjau lokasi lebih dulu.
Perjalanan dari Karawang Dimulai
Berhubung seharian udah kebanyakan galau, jadi gue pun berangkatnya sudah kesorean. Sebenarnya ada beberapa cara menuju ke Waduk Jatiluhur tergantung dari jenis kendaraan yang digunakan. Buat yang pakai mobil, jalurnya paliiiiing enak, karena bisa via tol dan keluar tol di Purwakarta. Dari sana pun nggak jauh menuju Waduk Jatiluhur.
Sedangkan gue naik motor, jadi harus banget pakai jalur biasa. Bukan cuma biasa, bisa dibilang termasuk luar biasa, karena gue keluar masuk kawasan industri yang mana jalan diantaranya itu jelek banget jalannya. Banyak aspal yang bolong, becek, banjir, bahkan ada yang hanya tumpukan bebatuan aja.
Perjalanan seharusnya +- 1 jam 10 menit-an dengan jarak 34 km, melewati kawasan industri KCIC, lanjut melewati pemakaman Al Azhar mengikuti jalur sungai di jl. peruri lalu masuk ke kawasan surya cipta.
Dari sana harus melewati jalan perkampungan, mengikuti jalur sungai lagi, lalu menyebrang bendungan sungai citarum yang jalurnya wadidaw banget. Nah dari sini baru ketemu lagi jalan besar Purwakarta.
Sepanjang perjalanan kena hujan terus, otomatis harus memperlambat laju kendaraan, terlebih jalurnya yang rusak. Alhasil kami membutuhkan +- 2 jam untuk bisa sampai ke Waduk Jatiluhur
Tiba di Pintu Masuk Jatiluhur Menuju CampX
Setelah menempuh perjalanan 2 jam yang basah kuyup, sampailah kampi di gerbang pintu masuk ke Waduk Jatiluhur.
Di sana kami menyampaikan bahwa kami ingin ke CampX, lalu diarahkan sama akangnya untuk mengikuti jalurnya saja nanti CampX berada di sisi kanan jalan. Setelah itu kami ucapkan terima kasih dan dipersilahkan lewat.
Padahal di pintu masuk ada tulisan harga tiket Rp 15.000/orang, belum termasuk biaya parkir.
Loh kami ga bayar nih?
Apa khusus tamu CampX nggak perlu bayar tiket masuk lagi ya?? Karena memang untuk masuk ke area CampX itu dikenakan charga Rp 20.000/orang.
Yasudah kami masuk saja haha.
Begitu tiba di lokasi, cuaca semakin tidak bersahabat. Hujan semakin deras, matahari pun sudah terbenam, sehingga pemandangan pun tidak terlihat sama sekali. Kami diinfokan oleh satpam bahwa di dalam itu juga tidak ada resto, hanya ada warung yang menjual pop mie. Jadi kalau mau makan berat lebih baik ke resto saja.
Sayang juga ya kalau bayar 20rb tapi tidak bisa menikmati apa-apa selain seduhan pop mie? Akhirnya kami memilih untuk cari resto di dalam kawasan Waduk Jatiluhur.
Resto di Waduk Jatiluhur
Makan di resto Waduk Jatiluhur, jujur gue punya ekspektasi cukup tinggi. Bahkan gue lumayan insecure untuk pakai jas hujan sampai ke lobby restonya. Gue pikir ini adalah resto resto mahal yang bisa banget jadi fancy dinner.
Namun gue salah.
Restonya lebih mirip warung makan keluarga yang sangat sederhana. Oke, tampilan bangunan luarnya sih lumayan modern ya, tapi dari segi furniture, interior, suasana dan pilihan makanannya sih biasa banget.
Tau gini, nggak perlu malu untuk datang kuyup wkwkwk.
Mungkin juga ini karena kami datang pas cuacanya lagi hujan lebat, bisa jadi kalau agak sorean lebih terlihat “naik kelas”
Selepas makan, kami segera kembali ke rumah, biar nggak kemaleman dan nggak masuk angin. Soalnya perjalanan pulang pun masih terus menerjang hujan. Bisa dibilang trip kali ini gagal, tapi jujur seru juga sebagai pengalaman haha.