Pendakian Gunung Sumbing via Garung di Musim Hujan

cerita pendakian gunung sumbing

Masih dengan group pendakian yang sama ketika ke Sindoro kemarin, kali ini kita mendaki gunung sebelahnya, yaitu Gunung Sumbing. Gunung tertinggi ke-3 di Pulau Jawa. Bedanya kali ini, selain groupnya makin besar dengan adanya adek gue dan teman teman lainnya, juga karena pendakiannya dilakukan di musim hujan.

Tepatnya di hari Ibu 22 Desember 2024.

Hari Ibu menjelajah mother nature gitu ceritanya.

Perjalanan dimulai dari jakarta menggunakan elf menuju basecamp Sumbing di Wonosobo, Jawa Tengah. Kami tiba di basecamp sekitar pukul 06.00 pagi. Keluar dari mobil sudah langsung disuguhkan dengan pemandangan Gunung Sindoro yang cerah.

Jujur walau udara segar dan pemandangan indah, rasanya tetap ingin rebahan lagi sih. Tidur semalaman di mobil nggak ada nyenyaknya, sering banget kebangun, punggung berasa kaku dan pegal.

Jalur Pendakian Gunung Sumbing

Pemilihan jalur pendakian ke Gunung Sumbing ini kocak, soalnya kami sama sama ‘terserah’ dan ‘manut’, mau yang kata orang mudah, menantang atau view cakep, ayo aja semuanya. Alhasil ditentukan pakai cap cip cup.

Terpilih lah mendaki Sumbing via Garung. Jalur yang populer dan cocok untuk pemula (katanya, nggak mau terkecoh lagi kayak pendakian ke Sindoro)

Selain itu, ada beberapa jalur lain yang bisa dipilih yaitu via Banaran, Mangli, Gajah Mungkur, Parakan, dan Bowongso.

Durasi Pendakian Gunung Sumbing via Garung

Rata-rata pendaki Gunung Sumbing memilih untuk nge-camp semalam, jadi minimal durasinya 2 hari 1 malam. Pas lah untuk para pegawai kantoran juga. Jumat malam berangkat dari Jakarta, Minggu malam dini hari sudah di Jakarta lagi.

Sedangkan pendakiannya sendiri bisa dimulai dari jam 10 pagi, tiba di camp sore hari. Lalu summit attack jam 2 pagi dan kembali ke camp sekitar jam 8-9 pagi. Perjalanan sampai ke basecamp dari area camp mungkin butuh 2,5 – 3 jam.

Kemarin gue udah berada di basecamp kembali sekitar pukul 12.50 siang. Di sana sudah ada beberapa pendaki yang lebih dulu turun, tapi masih banyak pendaki lain yang masih dalam perjalanan.

Itu perhitungan kalau ngecamp membawa carrier full logistik dan tenda.

Beda lagi kalau mau tek-tok, dengan bawaan yang lebih ringan, kamu bisa mempersingkat durasi pendakian. Mungkin jam 4 pagi kamu berangkat, jam 4 sore sudah bisa berada di basecamp lagi.

Kenapa kok pagi-pagi banget untuk tektok? Karena nggak disarankan berada di puncak di siang hari.

Sensasi Naik Ojek Sumbing Duduk di Depan

Ini yang lain daripada yang lain. Naik ojek tapi penumpangnya yang duduk di depan! Abang ojek akan membawakan tas carrier dan kamu hanya perlu duduk di depan sambil pegangan… gagang spion??

Gue sangat merekomendasikan untuk naik ojek ini. Memacu adrenalin, sensasi naik ojek yang berbeda, harga yang sepadan dan pastinya lumayan memangkas waktu pendakian. Dengan ojek, kamu hanya perlu butuh waktu <10 menit hingga ke pos 1. Sedangkan jika berjalan bisa butuh sekitar 2 jam.

Harganya Rp 30.000 sekali jalan per orang. Tiketnya bisa dibeli di basecamp, yang nantinya perlu kamu berikan ke tukang ojeknya.

Hiking Menuju Tempat Berkemah

Pendakian dimulai dari pos 1 sekitar pukul 10.09 pagi. Selang 40 menit berjalan, gue ketemu sungai dengan air yang lumayan dangkal. Untungnya sudah ada jembatan ala ala dari kayu. Sederhana tapi nggak bikin basah.

Nggak lama kemudian tiba di pos 2 Mbaon. Lumayan kaget sih karena ternyata di pos 2 Gunung Sumbing via Garung ada mushola yang berupa bangunan layak. Keberadaan warung sih nggak perlu ditanya ya, sudah jelas ada.

Di pos 2 ini juga ada toilet ala kadarnya, lebih ke jamban yang ditutup seng sebagai dinding.

Setelah melewati pos 2, kamu akan ketemu pengkolan 9, trek lereng bukit yang mirip dengan Rinjani jalur Torean, hingga akhirnya tiba di pos 3camp area di pos 3 Sebogo. Gue tiba di pos 3 jam 14.19.

Kemarin gue nge-camp sedikit di atas pos 3, di dekat emergency shelter.

Perjalanan agak santai, kerennya kami tiba 14.35 siang! Wah siang siang bener ini nyampe area camp.

Perjalanan Menuju Puncak Gunung Sumbing

Bangun jam 02.00 pagi untuk siap siap summit attack, niatnya sih jam 2.30 udah mulai perjalanan ya. Tapi ya nyatanya tepat 02.52 baru benar benar mulai jalan menuju puncak.

Gue udah menyiapkan mental perjalanan akan panjang, karena mirip mirip dengan Sindoro, bahkan ini lebih tinggi secara mdpl. Sepanjang perjalanan pun udah ngerasa ini jauuuuh dan lama banget. Eh nyatanya perjalanan ke puncak Sumbing relatif lebih cepat dibanding Sindoro.

Sekitar 40 menit, rombongan kami tiba di Pos 4. Sejam kemudian, kami sudah berada di lereng gunung menuju puncak. Asli di titik ini tuh nano nano rasanya. Badan makin terasa dingin karena udah nggak ada vegetasi, posisi kita terbuka lebar kena angin.

Pun begitu nggak berhenti ngucap syukur karena pemandangannya cakep banget, apalagi melihat gagahnya Gunung Sindoro di sebrang.

Akhirnya kami tiba di puncak jam 6 pagi, sebelumnya bahkan! Nggak pakai lama langsung menuntaskan kewajiban foto-foto di puncak walau dengan latar kabut. Walau sesungguhnya dalam hati amat sangat bersyukur tidak kena hujan sama sekali.

Udah bersiap mau turun lagi, tapi Dini malah minta pengen ke puncak satunya lagi. Lumayan malas dengan pemandangan kabut gini. Sampai akhirnya 20 menitan kemudian, kami tiba di Puncak Sejati.

Pukul 07.00 pagi, gue dan Dini udah kembali turun menuju area camp. Sekaligus menyusul teman teman lain yang sudah duluan turun. Mereka tidak ikut ke puncak Sejati, satu tingkat lebih tinggi dibanding Puncak Kekawah.

Iya, Gunung Sumbing punya tiga puncak.

Ketiga Puncak Sumbing, Mana yang Paling Tinggi?

Puncak kekawah, sejati dan rajawali. Ada juga Segoro Wedi, mirip kayak Sindoro, berupa lautan pasir hasil dari kawah.

Budget Pendakian / Estimasi Biaya Pendakian

Kalau pakai open trip kisarannya di harga Rp 675.000 – Rp 725.000/orang dari Jakarta. Sudah all-in semua kecuali ojek dan makan malam di hari Minggu (pas perjalanan pulang).

Siapkan juga uang untuk naik ojek PP Rp 60.000, jajan di warung (takut kegoda kan), dan uang ke WC di basecamp

Biaya retribusi per orang Rp 25.000/hari, lalu untuk biaya parkir motor Rp 10.000, sedangkan mobil Rp 20.000. Kalau kamu memilih untuk ikutan open trip, ga perlu pusingin daftar dan harganya karena ini sudah termasuk ke dalam paket pendakian.

Tingkat Kesulitan Pendakian

Dalam pendakian Gunung Sumbing via Garung ini gue harus menempuh +- 12 jam hiking dengan total jarak 11,5 km untuk perjalanan pulang pergi membawa carrier. Total elevation gain 1.160 m. Bisa dibilang cukup terjal ya, naik vertikalnya aja udah 1 km lebih bro.

Apakah Gunung Sumbing cocok untuk pemula?

Jawabannya tergantung. Iya, tergantung kesiapan fisik kamu. Sebagai gambaran, gue merasa Gn. Sumbing lebih ramah dibanding Gn. Sindoro. Mungkin juga karena treknya tidak terlalu berdebu dan tidak terlalu banyak batu kerikil kecil yang licin.

Di pendakian kali ini, ada 3 orang laki-laki yang baru pertama kali naik gunung. Semuanya bisa sampai puncak tepat waktu, walau dua diantaranya sering keram. Tapi perlu diingat juga, mereka ini walau baru pertama naik gunung, kesehariannya rajin olahraga, nge-gym bahkan hyrox!

Jadi bagaimanapun juga hiking ke gunung itu merupakan olahraga ekstrim yang butuh latihan dan kesiapan.

insalamina

Sedang berusaha menggapai impian keliling dunia dengan kerja remote. Gue dengan senang hati mengizinkan kalian menggunakan gambar atau sebagian post yang gue tulis, tapi tolong backlink atau tulis sumbernya. Gracias

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.